MEDAN – PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina berhasil melaksanakan Satuan Tugas Natal (Satgas Nataru) 2024 (Satgas Nataru) dengan lancar dan aman terkendali selama rentang 15 Desember – 7 Januari 2024.
PGN selaku Subholding Gas melakukan koordinasi pengendalian dan pengamanan rantai pasok gas bumi selama periode satgas Nataru yang terdiri dari penyimpanan dan regasifikasi LNG.
Kemudian transportasi minyak dan gas bumi, serta Niaga, sehingga penyaluran gas bumi kepada 4.986 pelanggan dengan kategori industri, komersial dan kecil, serta 834.165 pelanggan rumah tangga tetap aman dan handal.
Direktur Sales dan Operasi PGN, Ratih Esti Prihatini mengatakan,
Satgas Nataru Subholding Gas tahun ini berhasil dilaksanakan secara aman dan tidak ada kendala yang berarti maupun kejadian fatality.
Menurutnya penyaluran gas ke seluruh segmen pelanggan selama Nataru dapat dikawal dan dijaga dengan baik.
“Ada sejumlah pelanggan khususnya industri komersial yang serapan gasnya menurun karena libur. Selama periode nataru tingkat penyelesaian penanganan keluhan pelanggan mencapai 99,76%,” ujar Ratih, Rabu (10/1/2024).
Dijelaskannya, volume niaga gas bumi di semua sektor pelanggan dalam kondisi aman yaitu sebesar 879 BBTUD atau 100% nominasi penyaluran gas ke pelanggan dapat dipenuhi.
Ketersediaan LNG melalui fasilitas LNG Lampung, Perta Arun Gas dan Nusantara Regas juga berperan terhadap pemenuhan pasokan gas bumi kepada pelanggan dengan meningkatnya volume regasifikasi LNG sebesar 54% dibandingkan nataru tahun sebelumnya dari 308 BBTUD menjadi 476 BBTUD.
“Di sisi lain ada peningkatan pemanfaatan BBG di SPBG yang dikelola oleh Gagas. Hal ini cukup menggembirakan dimana pemanfaatan gas bumi di sektor transportasi dapat berkontribusi terhadap penurunan emisi dan dapat menjadi pilihan energi pada masa transisi energi saat ini,” ujar Ratih.
Ketua Satgas Nataru SH Gas, Tatit Sri Jayendra menyebutkan,
Satgas Nataru juga menyiagakan 23 area operasi dan Posko Nataru yang tersebar di seluruh area operasi infrastruktur dan jaringan Subholding Gas serta Contact Center 24 jam dengan nomor 135.
Upaya pengamanan dan pengelolaan operasi selama Nataru, katanya juga diperkuat dengan sistem monitoring dan pengendalian penyaluran gas diseluruh jaringannya secara realtime yang dapat dipantau melalui Integrated Monitoring Center (IMOC).
IMOC merupakan pusat monitoring subholding Gas yang terintegrasi, meliputi kegiatan monitoring operasional penyaluran gas bumi, monitoring kondisi infrastruktur fasilitas penyaluran gas bumi, dan pengelolaan keluhan pelanggan secara realtime.
Menjadi catatan bahwa volume penjualan BBG selama masa Nataru meningkat 42% jika dibandingkan dengan volume pada periode nataru 2022. Hal ini kemungkinan besar terjadi dengan meningkatnya mobilitas masyarakat selama masa liburan menggunakan angkutan umum.
Direktur Utama Gagas, Muhammad Hardiansyah mengatakan, kendaraan pengguna Gasku yang mengisi di SPBG milik Gagas bervariasi yaitu bajaj, angkot, dan taksi selama nataru.
Menurutnya penjualan BBG di SPBG Pondok Ungu meningkat pada segi volume. Penyerapannya hampir seimbang antara taksi, angkot, dan bajaj.
“Sedangkan di SPBG Bogor dan Klender, secara langsung dapat terlihat kendaraan yang mendominasi. SPBG Bogor didominasi angkot, di SPBG Klender didominasi oleh bajaj,” ujar Hardiansyah.
BBG yang tersalurkan sebesar 496.594 Liter Setara Premium (LSP).
Terpantau peningkatan penjualan BBG terjadi di SPBG Pondok Ungu Bekasi sekitar 4% dibandingkan dengan bulan sebelum nataru.
Seluruh SPBG yang dikelola PT Gagas Energi Indonesia (Gagas) juga beroperasi secara normal untuk melayani pengisian bahan bakar gas (BBG) Gasku dan Gaslink selama nataru 2023. ( swisma)