MEDAN-Politeknik Negeri Medan sebagai pengampu bersama USU, Politeknik Bisnis Indonesia Wilmar, AMIK Polibisnis, Pemprovsu dan media menjadi leading sector Tim Penguatan Ekosistem Kemitraan Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan DUDI Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek RI resmi terbentuk di Sumut.
“Kemendikbudristek terus berupaya meningkatkan ekosistem kemitraan antara satuan pendidikan vokasi dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri atau DUDI demi terselaraskannya lulusan pendidikan vokasi dengan kebutuhan dunia kerja,” kata Ketua Tim Riset Wilayah Sumut, Dr Surya Dharma ST MT, Wakil Dewi Comala Sari SE MSi, Sabtu (16/9/2023).
Surya menyebut ketenaga kerjaan merupakan suatu faktor penting pendukung pertumbuhan ekonomi di suatu negara.
Pasar tenaga kerja dibentuk dua kekuatan utama yaitu permintaan tenaga kerja dilakukan pihak perusahaan dan penawaran tenaga kerja dilakukan pihak tenaga kerja satuan pendidikan sebagai penyedia tenaga kerja.
Berdasarkan hal itu, program penguatan ekosistem kemitraan untuk pengembangan inovasi berbasis potensi daerah di Sumut sangat mendesak dibutuhkan.
“Program ini berlangsung selama tiga tahun dimulai 2023, 2024 dan 2025 yang didamai oleh LPDP,” kata Surya yang juga didampingi Wakil Direktur Politeknik Negeri Medan
Bidang Kerjasama, Ing Heru Pranoto ST, dan Sinta dari kehumasan Polmed.
Program ini diperlukan pendidikan vokasi dan menjadi langkah strategis dalam pembangunan sumber daya manusia unggul sesuai Perpres No 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi, termasuk dengan terbentuknya Tim Koordinasi Nasional Vokasi dan Tim Koordinasi Daerah Vokasi.
Senada dikatakan Dewi. Menurutnya program ini perlu untuk membangun strategi berorientasi pada penyelarasan supply dan demand tenaga kerja, local skills, dan critical occupations.
“Dengan program ini juga sebagai penyiapan skills masa depan dari lulusan pendidikan vokasi yang komprehensif berdasarkan sumber daya ekonomi di daerah,” tambah Dewi.
Provinsi Sumatera Utara memiliki ketersediaan sumber daya manusia yang potensial. Namun permasalahan timbul karena terkendala pada bidang ketenagakerjaan yaitu lapangan pekerjaan yang tidak seimbang dengan tingginya jumlah penduduk.
Karena itu, pembentukan dan pengembangan klaster inovasi di Sumatera Utara demi tercapainya ekosistem kemitraan menjadi sebuah keharusan dengan melibatkan beberapa instansi seperti pemerintah daerah, Industri, UMKM.
Selain itu juga Perguruan Tinggi Vokasi (PTV), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Lembaga Pelatihan Keterampilan (LPK), Tim Koordinasi Daerah Vokasi (TKDV) dan pihak terkait untuk mendapatkan tenaga kerja (workforce) yang unggul dan kompeten sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Diakuinya, masalah pengangguran timbul akibat dari imbas jumlah tenaga kerja tidak seimbang dengan jumlah kesempatan kerja.
Pengangguran yang selalu bertambah tentunya akan meningkatkan beban perekonomian serta mengurangi kesejahteraan masyarakat. Hal itu nantinya dapat menyebabkan ketidakstabilan di bidang sosial dan ekonomi lainnya.
Menurutnya, peran pemerintah sangatlah penting dalam Perumusan kebijakan yang dapat mendorong penyediaan lapangan kerja yang cukup untuk mengejar pertumbuhan penduduk, yang pertumbuhannya cenderung lebih cepat dari penyerapan kerja.
Suatu perekonomian dikatakan stabil, apabila tingkat penganggurannya di bawah 4 % dari total pencari kerja.
Selain itu, ketidak sesuaian kompetensi lulusan dari dunia pendidikan dengan kebutuhan keterampilan yang diinginkan DUDI menjadi faktor lain dalam meningkatnya angka pengangguran di Sumatera Utara.
( swisma)