MEDAN – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)
didukung Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tandatangani dua pencanangan edukasi dan literasi pasar modal.
Pencanangan edukasi dan literasi pasar modal itu dilakukan kepada 1.000 aparatur Gampong dan ASN Langsa dan 1.000 Mubaligh Sumatera Utara.
“Program ini merupakan salah satu upaya untuk melindungi ASN sekaligus masyarakat di wilayah Kota Langsa dari penipuan berkedok investasi,” kata Direktur Utama BEI, Iman Rachman dalam keterangan terukis diterima redaksi, Minggu (27/8/2023)
Pencanangan tersebut merupakan kerja sama pasar modal Indonesia dengan Pemerintah Kota Langsa (Pemko Langsa) sekaligus PT Phintraco Sekuritas
“Program ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan mereka di masa depan melalui investasi di pasar modal Indonesia,” kata Iman.
Program itu, imbuhnya, akan dilakukan secara berkelanjutan oleh Kantor Perwakilan (KP) BEI Aceh hingga mencapai target sebanyak 1.000 aparatur Gampong ASN di wilayah Kota Langsa.
Sedangkan pencanangan edukasi dan literasi pasar modal kepada 1.000 Mubaligh Sumut, secara resmi ditandatangani Staf Ahli Gubernur Bidang Pendidikan, Kesehatan, Infrastruktur dan Pemberdayaan Masyarakat Pemprov Sumut, Suherman, Direktur Eksekutif Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah Sumut, Ritha F Dalimunthe dan Direktur BEI Risa E Rustam di Aula Raja Inal Siregar Lantai II Kantor Gubernur Sumut.
Pencanangan ini didukung Pemerintahan Provinsi Sumut, OJK Kantor Regional 5 Sumbagut, PT Maybank Sekuritas Indonesia serta PT Korea Investment and Sekuritas Indonesia.
Direktur BEI, Risa E Rustam menyampaikan melalui kolaborasi edukasi pengelolaan keuangan dan investasi pasar modal itu, mubaligh serta masyarakat di Sumut diharapkan dapat menjadi investor yang andal sekaligus dapat memberikan dampak positif bagi pasar modal Indonesia.
Selanjutnya, program itu akan dilakukan secara berkelanjutan oleh KP BEI Sumut hingga mencapai target sebanyak 1.000 mubaligh di Sumut.
Ia menyebut, jumlah investor dalam negeri di pasar modal Indonesia tumbuh secara signifikan sepanjang 2023.
Sampai dengan 31 Juli 2023, jumlah investor pasar modal Indonesia mencapai 11.352.476 Single Investor Identification (SID) dan jumlah investor saham sebanyak 4.856.058 SID.
Berdasarkan data yang ada, di wilayah Aceh terdapat investor pasar modal sebanyak 125.139 SID dan jumlah investor saham sebanyak 46.600 SID.
Sementara, di wilayah Kota Langsa, jumlah investor pasar modal sebanyak 6.476 SID dan jumlah investor saham sebanyak 2.542 SID.
Sedangkan di Sumut, sampai dengan 31 Juli 2023, jumlah investor pasar modal adalah 522.233 SID dan investor saham adalah 228.031 SID.
“Angka ini diharapkan terus bertumbuh seiring dengan masifnya kegiatan edukasi yang dilakukan di Aceh dan Sumut,” ujarnya.
Menurutnya, program pencanangan ini juga sejalan dengan kampanye ‘Aku Investor Saham’ yang bertujuan untuk mendorong peningkatan jumlah investor.
“Semakin banyak masyarakat bisa menikmati potensi pertumbuhan pasar modal Indonesia,” ucapnya.
Ia berharap, ke depannya, sinergi serta kolaborasi antar stakeholders dapat semakin meningkat.
Seluruh pihak menurutnya dapat berperan secara aktif mengembangkan pasar modal Indonesia.
Ia meyakini kampanye ‘Aku Investor Saham’ sekaligus rangkaian program sinergi atau kolaborasi dapat membawa dampak positif bagi pasar modal Indonesia serta memberikan manfaat yang besar bagi ekonomi nasional. (swisma)