MEDAN-Keluarga korban terus ikuti kasus kematian Mahira Danabila(19), mahasiswa jurusan Sosiologi Universitas Sumatera Utara (USU) yang tewas secara misterius di rumah orang tua angkatnya di Komplek Taman Riviera, Medan Amplas Rabu (3/5/2023). Keluarga korban menduga anaknya dibunuh bukan bunuh diri.
Pantauan di Mapolda Sumut keluarga korban (Ayah)Pariono bersama kuasa hukumnya Fahri Akbar SH,awalnya berjalan menuju gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumut, untuk mengikuti gelar perkara khusus kematian Mahira Kamis (14/9/23) sore.
Gelar perkara berlangsung di ruang gedung Ditreskrimum Polda Sumut itu berlangsung secara tertutup, sejak pukul 15.30, hingga selesai pukul 17.20
Sementara hasilnya belum diketahui apakah mahasiswa jurusan Sosiologi Universitas Sumatera Utara (USU) mati bunuh diri atau dibunuh.
Pada kesempatan itu, keluarga korban selaku ayah dan ibunya didampingi kuasa hukumnya Fahri Akbar SH,mengatakan, pihaknya akan menyampaikan hasil otopsi terhadap kematian korban Mahira, yang tidak bisa diterima oleh pihak keluarga karena dipandang kematian korban penuh misterius.
Dikatakannya, dari kasus ini banyak kejanggalan atas kematian anaknya, diantaranya, terkait wajah yang rusak, Handphone dan juga tulisan korban yang sangat berlainan dengan tulisan aslinya.
“Ada satu hal yang lebih membingungkan dan kejanggalan yakni dari tulisan itu,korban Mahira tidak pernah menyebutkan orang tua angkatnya dengan sebutan Bapak, dia (Korban) menyebut dengan panggilan Papa, itukan aneh?,”kata Fahri.
Menurutnya dan ditambah lagi keyakinan teman- teman korban, tulisan yang ada dikertas itu bukan tulisan korban, dan begitu juga dengan Handphone korban
Karna menurut Fahri, sepengetahuan keluarga dan juga teman-temannya Hendphone korban hanya satu kenapa bisa menjadi dua unit inikan aneh dan ada apa.
“Menurut dugaan kami semuanya patut dicurigai,” tegas Fahri di Mapolda Sumut pada wartawan sebelum dilakukan gelar perkara.
Disebutkan Fahri,terkait gelar perkara ini sangat aneh, soalnya, kasus ini belum jelas proses hukumnya, umpamanya hasil ouptopsi belum menyebutkan korban mati bunuh diri atau dibunuh, tiba-tiba di panggil untuk gelar perkara.
“Ya gelar perkara ini sangat aneh, kasus ini belum jelas proses hukumnya, hasil ouptopsi belum menyebutkan korban mati bunuh diri atau dibunuh, tiba-tiba dipanggil untuk gelar perkara,”bilang Fahri sembari berjalan ke dalam gedung Ditreskrimum untuk mengikuti gelar perkara.
Ditempat yang sama, usai gelar perkara, Fahri Akbar SH dan rekan kembali memaparkan, bahwa gelar perkara yang dikutinya bersama keluarga korban berlangsung sangat alot.
“Tadi saat gelar perkara, semua apa yang kita tanyakan telah dijawab, oleh semua pihak termasuk ahli yang dihadirkan,” sebutnya
Disinggung soal hasil gelar perkara apakah korban Mahira mati bunuh diri atau dibunuh, Fahri mengatakan, belum bisa dijelaskan.
“Nanti kita tunggu hasil pemberitahuan resmi dari pihak Polda Sumut, baiknya kita tunggu hasil pemberitahuan resmi dari pihak Polda Sumut,” pungkasnya
Sebelumnya diketahui dari penyelidikan sementara korban diduga bunuh diri.”Sekali lagi ini mengarahnya ke bunuh diri, bukan (dilakukan) orang dekat,” ujar Kapolrestabes Medan Kombes Pol Valentino Alfa Tatareda kepada wartawan di kantornya, Rabu (14/6/23).
Kata Valentino, berdasarkan pemeriksaan handphone Mahira, sebelum tewas, Mahira sempat memesan racun jenis potas melalui aplikasi online di Kota Bogor
“Bahwa pemesanannya, lewat salah satu aplikator yang sudah kita periksa di sana, sudah bener, almarhumah memesan, lalu si pengirimannya sudah kita cek betul-betul. (ternyata) mengirim ke almarhumah, yang dipesan racun potas,” ujar Valentino.
Setelah mendapatkan racun tersebut, Mahira juga diketahui mencari tahu bagaimana cara bunuh diri melalui internet
Polisi juga telah menemukan bukti racun tersebut di rumah Mahira.
“Ada (bukti racun potas, kita amankan), termasuk alat yang membantu (Mahira bunuh diri), itu pakai teh manis, lalu diminumnya, kira-kira gitu,”ungkap Valentino
Namun, hingga saat ini polisi masih menunggu hasil dari laboratorium forensik Polda Sumut.
“Ini nanti semuanya akan dikasih keterangan oleh labfor dan juga dari rumah sakit, kita tunggu itu saja. Karena ini sudah proses ekshumasi dan lain-lain,” tutup Valentino.(Red)